resensi 3
Judul: Negeri 5 Menara
Pengarang: A. Fuadi
Bahasa: Indonesia
Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: Tahun 2009
Jumlah Halaman: XII + 423 halaman
ISBN: 978-979-22-4861-6
Kota Terbit: Jakarta
Novel berjudul Negeri 5 Menara karangan A. Fuadi merupakan Novel pertama
dari trilogi negeri 5 menara. Trilogi Negeri 5 Menara terdiri atas 3 novel
diantaranya yakni Negeri 5 Menara, Rantau 1 Muara, dan ranah 3 Warna. Negeri 5
Menara merupakan karya fiksi berbentuk novel yang mengisahkan tentang kisah
seorang anak laki-laki yang merantau dari Sumatera Barat di daerah Danau
Maninjau menuju Ponorogo Jawa Timur. Perantauan ini bermula ketika usulan amak
(ibu Alif) yang berkeinginan kuat agar alif meneruskan pendidikannya di pondok
Pesantren Madani di Jawa Timur. Keinginan amak ini bertentangan dengan
keinginan Alif yang memiliki cita-cita berkuliah di ITB. Jika ingin berkuliah
di perguruan tinggi negeri ternama, ia harus menempuh pendidikan menengahhnya
di SMA. Menurut Alif, jika ia meneruskan pendidikannya di pondok pesantren,
maka cita-citanya menjadi seperti mantan presiden B.J. Habibie akan sirna.
Memang demikian jika keinginan amak dan Alif bertentangan. Amak begitu
menginginkan anaknya menjadi Ulama seperti bunya HAMKA, sedangkan Alif ingin
menjadi ilmuan seperti Habibie. Alif menolak keinginan amak dengan tegas. Namun
dengan bujukan ayah, akhirnya Alif pun luluh dan mengikuti kemauan amak dengan
setengah hati
Keberangkatan Alif menuju Pondok Pesantren Madani di Jawa Timur ditemani
oleh ayahnya. Sepanjang perjalanan Alif berpikir seperti apa jika ia menjalani
sesuatu yang bukanlah keinginannya. Sesampainya di Pondok Madani , Alif
terkejut dengan segala peraturan dan kegiatan di Pondok. Semua tertata dengan rapi
dan penuh dengan kedisiplinan.Di sana Alif menemui teman-teman yang berasal
dari berbagai kalangan dan etnis. Alif semakin mengagumi sistem pendidikan di
Pondok tersebut. Namun dalam hati kecilnya, ia belum mampu mengubur
keinginannya untuk melanjutkan pendidikannya di SMA dan meneruskannya ke ITB
Bandung.
Dalam perjalanan hidup Alif di Pondok Madani, terdapat beberapa orang
sahabat yang membersamainya. Mereka adalah Raja Lubis dari Medan Sumatera
Barat, Dulmajid dari Sumenep, Madura, Baso Salahudin dari Gowa, Sulawesi, Atang
Yunus dari Bandung, Jawa Barat, dan Said Jufri dari Surabaya, Jawa Timur. Dalam
keseharian Alif, ditemani oleh sahabat-sahabat yang amat menyayanginya. Suatu
ketika mereka duduk-duduk santai di bawah menara besar dekat komplek masjid.
Tanpa sadar mereka memandangi awan sejak tadi, dan awan-awan itu membentuk
sebuah pola Negara berdasarkan perspektif mereka masing-masing. Berdasarkan
perspektif itulah mereka berkeinginan kuat untuk menuju tempat itu. Atang
berkeinginan untuk pergi ke Mesir, Raja ingin ke London, Alif ingin ke Amerika
dan Said, Dulmajid, serta Baso ingin tetap di Indonesia. Mereka sering sekali
duduk-duduk di bawah menara besar masjid Madani, karena begitu seringnya mereka
melakukan aktivitas di bawah menara maka mereka dijuluki dengan sebutan sohibul
Menara, yang berarti “yang punya menara.”
Pada suatu ketika menginjak tahun kedua kebersamaan 5 sahabat menara,
tiba-tiba Baso Salahudin memutuskan untuk pergi dan pulang ke kampong
halamannya di Gowa. Alasan kepulangannya ialah karena pertimbangan ekonomi dan
neneknya yang tinggal sendiri di Gowa. Ia harus mengurus neneknya yang sedang
sakit. Alasan mengapa selama setahun ini tak ada seorangpun yang menengok Baso
di Pondok Madani ialah karena Baso sudaj tidak memiliki orang tua kandung. Ia
hanya hidup sebatang kara bersama neneknya. Atang, alif, Said, dan Dulmajid
kaget mendengar hal ini. Mereka sama sekali tidak tahu kalau Baso tidak
memiliki orang tua. Alasan mengapa Baso terobsesi dengan hafalan 30 Juz nya
tidak lain adalah karena ia menginginkan jubah kemuliaan disematkan oleh Allah
kepada orang tuanya yang sudah tiada. Sohibul menara berpelukan menahan haru
yang luar biasa dan tak kuasa menahan tangis karena perpisahan yang begitu
mengejutkan.
Kelebihan yang terdapat dalam novel ini terletak pada gaya bahasa
pengarang yang lugas dan menarik. Mengingat latar belakang pengarang yang
seorang jurnalis, maka tidak mengherankan jika penggambaran cerita dilakukan
dengan cara yang sangat baik. Penulis menggambarkan tentang aspek kultural di
pondok pesantren yang kental dengan nilai-nilai religious dan menepis anggapan
bahwa santri hanya bisa mengaji dan ceramah. Banyak hal yang bisa didapatkan
dari belajar di pondok pesantren. Kisah dalam novel ini terinspirasi dari
pengalaman pribadi penulis yang dituangkan pada tokoh Alif fikri yang semula
begitu terpaksa belajar di pondok pesantren namun pada akhirnya ia merasakan
banyak manfaat yang didapatkannya.
Kekurangan pada novel ini terletak pada konflik cerita yang hanya
ditonjolkan pada pertentangan batin Alif Fikri. Konfliknya hanya terletak pada
rasa terpaksanya alif yang mengikuti kemauan amaknya untuk melanjutkan
pendidikan di pondok pesantren. Sedangkan ia berkeinginan melanjutkan ke SMA.
Dinamika pada novel ini terasa sangat datar , pembaca seperti melihat catatan
harian yang dikemas menjadi karya fiksi.
Novel negeri 5 Menara merupakan cerminan dari aktivitas kehidupan
sehari-hari para santri pondok pesantren. Tentu hal-hal positif terutama aspek
religius dapat diambil dalam buku ini. Buku ini layak dibaca oleh para
akademisi, orang tua, pelajar, dan para pengasuh pondok pesantren serta para
santri tentunya.
resensi 2
Judul : Laskar Pelangi
Penulis : Andrea Hirata
Penerbit : Bentang Pustaka Yogyakarta
Terbit : 2005
Jumlah halaman : 529 halaman
ISBN 979-3062-79-7
Novel laskar pelangi merupakan buku pertama
dari tetralogi laskar pelangi yang berjumlah 4 buah buku diantaranya yakni
laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor, dan Maryamah Karpov.
Buku ini mengisahkan tentang kehidupan 10 anak
yang berasal dari keluarga miskin di sebuah sekolah SD Muhammadiyah di pulau
Belitong provinsi Bangka Belitung. Kebanyakan dari anak-anak itu berasal dari
keluarga yang berprofesi sebagai penambang timah. Dengan segala keterbatasan
yang mereka miliki, mereka menjalani aktivitas pendidikan mereka di sekolah tua
yang hampir rubuh dan serba minim fasilitas. Meskipun begitu, mereka tetap
bersemangat dalam menjalani kewajiban mereka sebagai seorang pelajar.
Kesepuluh anak itu diantaranya ialah Ikal
(Andrea Hirata), Lintang Samudera Basara bin syahbani, Sahara Aulia Fadillah
binyi K.A. Muslim Ramdani Fadillah, Mahar Ahlan bin Jumadi ahlan bin Zubair bin
Awam, A kiong (Muhammad Jundullah Gufron Nur Zaman), Syahdan Noor Aziz bin
Syahari Noor Aziz, Mukharam Kucai Khairani, Borek alias Samson, Trapani Ihsan
Jamari bin Zainuddin Ilham Jamari, dan Harun Ardhli Ramadhan bin Syamsul Hazana
Ramadhan. Dalam perjalanannya, anak-anak ini akan mendapatkan teman baru yang
juga bersekolah di SD Muhammadiyah. Anak tersebut ialah seorang gadis cantik
anak seorang pegawai PN timah yang bernama Flo.
Keadaan sekolah Muhammadiyah tempat 10 anak
itu bersekolah begitu memperihatinkan. Dari segi bangunan sekolah ini hampir
roboh sehingga perlu disangga dengan sebuah batang pohon besar. Pemerintah
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan provinsi sumatera Selatan telah memberikan
sebuah peringatan kepada SD Muhammadiyah, peringatan tersebut berisikan apabila
sekolah itu tidak bisa menampung minimal 10 siswa, maka dengan sangat terpaksa
sekolah tersebut harus ditutup. Dihari penerimaan siswa telah terkumpul 9
siswa, namun persyaratan agar sekolah tetap berdiri dan ditutup ialah sekolah
harus bisa menerima minimal 10 murid. Disaat-saat yang genting, ketika Pak
Harvan dengan berat hati hendak berpidato dan memberitahu kepada wali murid
yang telah datang untuk berlapang dada karena sekolah muhammadiyah tua ini
harus ditutup karena tidak memenuhi kuota siswa yakni minimal sepuluh orang,
Tiba-tiba datanglah Harun, seorang anak yang memiliki keterbelakangan mental
yang berkeinginan kuat untuk bersekolah. Akhirnya siswa pun berjumlah menjadi
10 anak, dan sekolah pun tak jadi ditutup. Peristiwa tersebut berlangsung
sangat dramatis.
Dalam aktivitas belajarnya mereka didampingi
oleh seorang guru yang begitu sabar dalam mendidik mereka, guru tersebut ialah
ibu guru Muslimah. Ibu Muslimah hanyalah seorang wanita lulusan Sekolah
Kepandaian Putri (SKP), sekolah yang sederajat dengan SMP. Namun dengan
tekadnya yang luar biasa serta ketulusannya mengajar, lambat laum membuatnya
menjadi wanita yang tegar dan berdedikasi dalam profesinya sebagai pengajar.
Dalam novel ini, Bu Muslimah lah yang memberi julukan 10 anak itu sebagai
laskar pelangi.
Dalam aktivitas pembelajaran, anak-anak juga
dididik oleh bapak Harvan Efendi Noor atau yang akrab di sapa pak Harvan.
Selain mengajar, beliau juga sebagai kepala sekolah di SD Muhammadiyah
tersebut. Pak Harvan seringkali bercerita tentang kisah-kisah para nabi dan
rasul sebagai contoh pelajaran dari umat-umat terdahulu kepada anak-anak laskar
pelangi. Suatu ketika pak Harvan bercerita tentang kisah nabi Nuh yang membuat
perahu besar dan terjadinya musibah banjir bandang yang melanda kaumnya yang
kufur. Akan tetapi nabi Nuh beserta kaumnya selamat berkat pertolongan dari
Allah SWT yang telah memerintahkan Nabi Nuh untuk membuat perahu besar yang
nantinya akan digunakan pada saat banjir bandang.
Kelebihan dari buku ini adalah terletak dari
cara penyampaian bahasa tulis dari Andrea Hirata yang begitu khas dan menarik.
Dengan aksen-aksen Melayunya yang kental serta menggambarkan latar belakang
sosial budaya etnis melayu yang unik serta menarik untuk diceritakan. Buku ini
juga memuat tentang kisah persahabatan serta ketabahan dalam menghadapi segala
tantangan hidup. Selain itu kritik sosial terhadap pemerintah juga sangat jelas
digambarkan oleh penulis dengan adanya ketidakmerataan pembangunan di daerah
serta absennya pemerintah dalam perkembangan dunia pendidikan khususnya di
daerah terpencil.
Kekurangan dari novel ini yakni terletak pada
pengaburan waktu, tempat, dan nama tokoh dalam novel tersebut. Novel ini
diadaptasi dari pengalaman masa kecil penulis yang berarti kisah di dalamnya
merupakan sebuah fakta, mengingat banyak kritik sosial yang terdapat dalam
novel lskar pelangi. Waktu dalam novel tersebut sengaja dibuat kabur dan
terkesan abu-abu sehingga masalah-masalah sosial pada saat itu terasa sangat
kabur dan tidak jelas.
Dari ulasan singkat mengenai novel Laskar
pelangi ini tentunya dapat diambil banyak kesimpulan yakni tentang ketabahan
dalam menjallani hidup, pentingnya pendidikan, serta bersyukur kepada Allah
SWT.
resensi
Judul : The
Queen At War
Penulis : K A S
Quinn
Penerbit :
matamin ( kreative imprint tiga serangkai )
Jumplah halaman : 345 halaman
Begitu saya membaca buku ini rasanya hampa,soalnya masih banyak sekali
misteri dalam kisah bersambung ini apalagi belum membaca buku pertamanya
setelah melihatnya saya dan teman-teman saya ini romance.
Novel yang bagus agak bertele-tele dan beberapa masalah tentang bahasa
dan membuatnya hampir hambar .
Tema melintasi ruang waktu ini memang amat menarik kita di bawa ke zaman
victiria,abad 19 ,di kerajaan juga medan perang . kerajaan dengan segala
kelebihannya, juga rumah sakit darurat yang juga sangat-sangat menyedihkan.
Di abad ke 19 grace, putri seorang dokter yang tidak berguna menderita
penyakit yang masih asing di zamannya. TBC adiknya james,dan putri alice sangat
kawatir akan kondisinya kemudian kembali dan merawat grace dengan pengetahuan
medis yang lebih maju. tapi, membawa katie ke lingkungan istana untuk menemani
grace bukan hal mudah. katie harus di perkenalkan sebagai bangsawan dan
terlihat seperti bangsawan.
Disinilah ratu victoria yang berkoalisi dengan prancis dan turki
menyerang rusia. perang yang akan terjadi bukan hanya tentang inggris,rusia
melainkan sebuah perang dunia lain. perang antara melawan kedamaian dan melawan
kekerasan perang mistis ini melibatkan katie. ia akan memerangkan perang ketika
kedua pihak ingin kemenangan yang abadi, salah satu di antaranya harus
mati."ia bukan orang inggris atau rusia ia bahkan bukan bagian dari venus
atau malum. tak satupun perang ini miliknya. bukankah ia punya hak untuk
melindungi dirinya sendiri? orang lain pasti akan menyelesaikan masalah ini.
namun kemudian ia merasa muak dengan pikirannya sendiri. semua ini terserah
padanya."(289)
sejarah yang di angkat juga bukan fiksi di sini juga banya sekali
hal-hal memang nyata seperti perang krimea yang menjadi settingnya juga
beberapa tokoh dominannya.
cocok di baca oleh siapapun karena ceritanya yang bagus dan bisa juga
kita dapat pengetahuan yang lebih banyak.
K. A.S Quinn lahir dan di besarkan di calivornia. dia di didik di vassar
di new york. dimana ia mengambil gelar dalam sejarah dan bahasa inggris, menerima
gelar kehormatan untuk tesisnya tentang TBC dan perwakilan di lukusan victoria
dan sastra (konsumsi mencolok) selama sepuluh tahun terakhir ia telah
menerbitkan majalah spectator bergansi.
Hukum memainkan rebana didalam masjid
Written By siroj munir on Minggu, 09 Desember 2012 | 19.23.00
Pertanyaan :
Assalamu'alaikum wr wb
Para ustadz mau nanya, bagaimana hukumnya main rebana didalam masjid ?
( Dari : Khamidah Nda )
Jawaban :
Wa'alaikum salam warohmatullohi wabarokatuh
Para ulama' berselisih pendapat mengenai hukum main rebana (terbangan ) di dalam masjid pada acara-acar a tertentu seperti akad nikah, pembacaan maulid, terdapat dua pendapat yang saling bertentangan dalam masalah ini ;
Pendapat pertama menyatakan menyatakan bahwa memainkan rebana di dalam masjid diperbolehkan. berdasarkan hadits nabi ;
أَعْلِنُوا هَذَا النِّكَاحَ، وَاجْعَلُوهُ فِي المَسَاجِدِ، وَاضْرِبُوا عَلَيْهِ بِالدُّفُوفِ
“Umumkanlah pernikahan, dan lakukanlah di masjid, serta (ramaikan) dengan memukul duf (rebana).” (Sunan Turmudzi, no.1089)
Syekh Ibnu Hajar Al-Haitami dalam fatwa beliau yang termuat dalam kitab "Al-Fatawi Al-Fiqhiyah Al-Kubro" menjelaskan, hadits tersebut mengisyaratkan kebolehan memainkan rebana dalam acara pernikahan didalam masjid, dan diqiyaskan pula kebolehan memainkan rebana untuk acara-acara lainnya. Syekh Al-Muhallab menyatakan bahwa semua pekerjaan yang dikerjakan didalam masjid apabila tujuannya demi kemanfaatan kaum muslimin dan bermanfaat bagi agama, boleh dikerjakan didalam masjid. Qodhi Iyadh juga menyatakan hal yang sama, beliau menambahkan, selama pekerjaan tersebut tidak merendahkan kemuliaan masjid maka boleh dikerjakan.
Kebolehan diatas dengan batasan selama tidak mengganggu kekhusukan orang-orang yang sedang mengerjakan ibadah didalam masjid dan dilakukan dengan cara yang tidak sampai merendahkan kemuliaan masjid, jika ketentuan tersebut dilanggar maka hukumnya haram.
Pendapat kedua menyatakan bahwa hukumnya haram karena menganggap masjid bukanlah tempat keramaian dengan memukul rebana, melainkan tempat khusus ibadah. Adapun hadits yang membolehkan memainkan rebana dimasjid, menurut
mereka yang maksud hadits itu adalah menampakkan akad nikah didalam masjid dan memukul rebananya dilakukan diluar masjid.
Dalam kitab Imam Suyuthi, dalam kitab beliau, "Al-Amru Bil Ittiba' Wannahyu Anil Ibtida' menjelaskan :
"Di antaranya (perkara-perkara bid'ah) adalah menari, menyanyi di dalam masjid, memukul duf (rebana) atau rebab (sejenis alat musik), atau selain itu dari jenis alat-alat musik. Maka, barang siapa yang melakukan itu di masjid maka dia mubtadi’ (pelaku bid’ah), sesat, patut baginya diusir dan dipukul, karena dia meremehkan perintah Allah untuk memuliakan masjid. Alloh Ta’ala berfirman ;
فِي بُيُوتٍ أَذِنَ اللَّهُ أَنْ تُرْفَعَ وَيُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُ
“Bertasbih kepada Alloh di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya.” (Q.S. An-Nur : 36)
Rumah-rumah Alloh adalah masjid-masjid, dan Alloh Ta’ala telah memerintahkan untuk memuliakannya, menjaganya dari kotoran, najis, anak-anak, ingus (ludah), (bau) bawang putih, bawang merah, nasyid-nasyid dan sya’ir di dalamnya, nyanyian dan tarian, dan barang siapa yang bernyanyi di dalamnya atau menari maka dia adalah pelaku bid’ah, sesat dan menyesatkan, dan berhak diberikan hukuman".
Kesimpulannya, hukum memainkan rebana didalam masjid adalah khilaf, sebagian ulama' memperbolehkannya dan sebagian ulama' melarangnya. Wallohu a'lam
( Dijawab oleh : Siroj Munir, Wes Qie, Haidho d'Mouza, Ahmad Ambari, Kudung Khantil Harsandi Muhammad, Muh KHolili Aby Fitry dan Ryrie KinCay Rozhy )
Kebudayaan Jawa Timur
Kebudayaan Jawa Timur
Banyak
hal menarik dari seni dan kebudayaan yang terdapat di propinsi Jawa Timur.
Banyak kesenian khas yang menjadi ciri khas dari budaya yang terdapat di daerah
Jawa Timur.
Propinsi yang ada di bagian timur pulau jawa ini memiliki banyak keunikan,
diantaranya adalah kebudayaan dan adat istiadat dari di Jawa Timur. Namun
banyak di antaran kebudayaan Jawa Timur menerima pengaruh dari propinsi Jawa
Tengah. Contohnya adanya kawasan yang dikenal sebagai Mataraman. Hal ini
menunjukkan bahwa di daerah kawasan tersebut dulunya merupakan daerah kekuasaan
dari Kesultanan Mataram. Daerah tersebut terdapat di eks-Karesidenan Madiun
(Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan), eks-Karesidenan Kediri (Kediri,
Tulungagung, Blitar, Trenggalek) dan sebagian Bojonegoro.
Jawa Timur memiliki sejumlah kesenian khas. Ludruk merupakan salah satu
kesenian Jawa Timuran yang cukup terkenal, yakni seni panggung yang umumnya
seluruh pemainnya adalah laki-laki. Berbeda dengan ketoprak yang menceritakan
kehidupan istana, ludruk menceritakan kehidupan sehari-hari rakyat jelata, yang
seringkali dibumbui dengan humor dan kritik sosial, dan umumnya dibuka dengan
Tari Remo dan parikan. Saat ini kelompok ludruk tradisional dapat dijumpai di
daerah Surabaya, Mojokerto, dan Jombang; meski keberadaannya semakin dikalahkan
dengan modernisasi.
Reog yang sempat diklaim sebagai tarian dari Malaysia merupakan kesenian khas Ponorogo yang telah dipatenkan sejak tahun 2001, reog kini juga menjadi ikon kesenian Jawa Timur. Pementasan reog disertai dengan jaran kepang (kuda lumping) yang disertai unsur-unsur gaib. Seni terkenal Jawa Timur lainnya antara lain wayang kulit purwa gaya Jawa Timuran, topeng dalang di Madura, dan besutan. Di daerah Mataraman, kesenian Jawa Tengahan seperti ketoprak dan wayang kulit cukup populer. Legenda terkenal dari Jawa Timur antara lain Damarwulan dan Angling Darma.
Seni tari tradisional di Jawa Timur secara umum dapat dikelompokkan dalam gaya Jawa Tengahan, gaya Jawa Timuran, tarian Jawa gaya Osing, dan trian gaya Madura. Seni tari klasik antara lain tari gambyong, tari srimpi, tari bondan, dan kelana.
a. Seni Tari
Reog yang sempat diklaim sebagai tarian dari Malaysia merupakan kesenian khas Ponorogo yang telah dipatenkan sejak tahun 2001, reog kini juga menjadi ikon kesenian Jawa Timur. Pementasan reog disertai dengan jaran kepang (kuda lumping) yang disertai unsur-unsur gaib. Seni terkenal Jawa Timur lainnya antara lain wayang kulit purwa gaya Jawa Timuran, topeng dalang di Madura, dan besutan. Di daerah Mataraman, kesenian Jawa Tengahan seperti ketoprak dan wayang kulit cukup populer. Legenda terkenal dari Jawa Timur antara lain Damarwulan dan Angling Darma.
Seni tari tradisional di Jawa Timur secara umum dapat dikelompokkan dalam gaya Jawa Tengahan, gaya Jawa Timuran, tarian Jawa gaya Osing, dan trian gaya Madura. Seni tari klasik antara lain tari gambyong, tari srimpi, tari bondan, dan kelana.
a. Seni Tari
Tari Remong, sebuah tarian dari Surabaya yang melambangkan jiwa, kepahlawanan. Ditarikan pada waktu menyambut para tamu. Reog Ponorogo, merupakan tari daerah Jawa Timur yang menunjukkan keperkasaan, kejantanan dan kegagahan.
b. Musik
Musik tradisional Jawa Timur hampir sama dengan musik gamelan Jawa Tengah seperti Macam laras (tangga nada) yang digunakan yaitu gamelan berlaras pelog dan berlaras slendro. Nama-nama gamelan yang ada misalnya ; gamelan kodok ngorek, gamelan munggang, gamelan sekaten, dan gamelan gede.
Kini gamelan dipergunakan untuk mengiringi bermacam acara, seperti; mengiringi pagelaran wayang kulit, wayang orang, ketoprak, tari-tarian, upacara sekaten, perkawinan, khitanan, keagaman, dan bahkan kenegaraan.Di Madura musik gamelan yang ada disebut Gamelan Sandur.
c. Rumah adat
Bentuk bangunan Jawa Timur bagian barat (seperti di Ngawi, Madiun, Magetan, dan Ponorogo) umumnya mirip dengan bentuk bangunan Jawa Tengahan (Surakarta). Bangunan khas Jawa Timur umumnya memiliki bentuk joglo , bentuk limasan (dara gepak), bentuk srontongan (empyak setangkep).Masa kolonialisme Hindia-Belanda juga meninggalkan sejumlah bangunan kuno. Kota-kota di Jawa Timur banyak terdapat bangunan yang didirikan pada era kolonial, terutama di Surabaya dan Malang.
Jawa memiliki berbagai keindahan budaya dan seni yang terintegrasi dengan kehidupan masyarakatnya. berbagai seni tradisi dan budaya tertuang dalam karya karya pusaka masyarakat jawa seperti batik, rumah joglo, keris dan gamelan. karya pusaka seni dan budaya jawa seperti diatas sangat populer dan mendapatkan tempatnya sendiri di hati msyarakat dan wisatawan yang berkunjung ke yogyakarta. Menginginkan suasana jawa dengan rumah joglonya dapat dilakukan dengan berwisata adat dan budaya di yogyakarta. sekarang ini telah muncul banyak pilihan berwisata yang menawarkan sifat dan budaya lokal yang tercover dalam desa wisata. Anda tentunya akan dapat menikmati suasana seperti masyarakat jawa sesungguhnya karenan memang desa desawisata telah dipadukan dengan kearifan lokal yang patut anda kunjungi. Selamat berwisata ke jogja…
d. Pakaian adat
Pakaian adat jawa timur ini disebut mantenan. pakaian ini sering digunakan saat perkawinan d masyarakat magetan jawa timur
e. Kerajinan tangan
Macam-macam produk unggulan kerajinan anyaman bambu berupa : caping, topi, baki, kap lampu, tempat tissue, tempat buah, tempat koran serta macam-macam souvenir dari bambu lainnya. Sentra industri ini terletak di Desa Ringinagung +- 1,5 arah barat daya kota Magetan.
f. Perkawinan
Penduduk Jawa Timur umumnya menganut perkawinan monogami. Sebelum dilakukan lamaran, pihak laki-laki melakukan acara nako'ake (menanyakan apakah si gadis sudah memiliki calon suami), setelah itu dilakukan peningsetan (lamaran). Upacara perkawinan didahului dengan acara temu atau kepanggih. Untuk mendoakan orang yang telah meninggal, biasanya pihak keluarga melakukan kirim donga pada hari ke-1, ke-3, ke-7, ke-40, ke-100, 1 tahun, dan 3 tahun setelah kematian.
g. Festival Bandeng
Festival Bandeng selalu digelar setiap tahun. Namun, ada yang berbeda dalam perayaan tahun ini. Kegiatan tersebut tidak dibarengi dengan acara lelang (menjual dengan harga tawar yang paling tinggi) bandeng kawak yang sudah menjadi tradisi masyarakat Sidoarjo.
Kurang biaya dan bencana lumpur Sidorjo menjadi penyebab lelang itu dihilangkan. Walaupun tidak ada lelang, kegiatan tersebut diharapkan bisa mendorong petani untuk tetap membudidayakan ikan bandeng dengan bobot tak wajar alias raksasa.
Pemkab Sidoarjo sangat memperhatikan pelestarian bandeng karena ikan itu adalah ikon utama Kabupaten Sidoarjo.
Festival yang juga bertujuan melestarikan budaya tradisional tahunan masyarakat Sidoarjo itu diikuti empat peserta petambak di Kabupaten Sidoarjo. Peserta berlomba menunjukkan hasil tambak berupa bandeng yang paling sehat dan terbaik.
h. Upacara Kasodo
Upacara Yadnya Kasada atau Kasodo ini merupakan ritual yang dilakukan setahun sekali untuk menghormati Gunung Brahma (Bromo) yang dianggap suci oleh penduduk suku Tengger.
Upacara ini bertempat di sebuah pura yang berada di bawah kaki Gunung Bromo utara dan dilanjutkan ke puncak gunung Bromo. Upacara ini diadakan pada tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan Kasodo (kesepuluh) menurut penanggalan Jawa.
i. Parikan
Ada tiga jenis parikan di dalam ludruk pada saat bedayan (bagian awal permainan ludruk). Ketiga jenis parikan tersebut adalah lamba (parikan panjang yang berisi pesan), kecrehan (parikan pendek yang kadang-kadang berfungsi menggojlok orang) dan dangdutan (pantun yang bisa berisi kisah-kisah kocak).
j. Ketoprak
Ketoprak (bahasa Jawa kethoprak) adalah sejenis seni pentas yang berasal dari Jawa. Dalam sebuah pentasan ketoprak, sandiwara yang diselingi dengan lagu-lagu Jawa, yang diiringi dengan gamelan disajikan.
Tema cerita dalam sebuah pertunjukan ketoprak bermacam-macam. Biasanya diambil dari cerita legenda atau sejarah Jawa. Banyak pula diambil cerita dari luar negeri. Tetapi tema cerita tidak pernah diambil dari repertoar cerita epos (wiracarita): Ramayana dan Mahabharata. Sebab nanti pertunjukkan bukan ketoprak lagi melainkan menjadi pertunjukan wayang orang.
k. Reog Ponorogo
Reog adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari Jawa Timur, khususnya kota Ponorogo. Tak hanya topeng kepala singa saja yang menjadi perangkat wajib kesenian ini. Tapi juga sosok warok dan gemblak yang menjadi bagian dari kesenian Reog.
Di Indonesia, Reog adalah salah satu budaya daerah yang masih sangat kental dengan hal-hal yang berbau mistik dan ilmu kebatinan.
Seni Reog Ponorogo ini terdiri dari 2 sampai 3 tarian pembuka. Tarian pertama biasanya dibawakan oleh 6-8 pria gagah berani dengan pakaian serba hitam, dengan muka dipoles warna merah. Para penari ini menggambarkan sosok singa yang pemberani.
Berikutnya adalah tarian yang dibawakan oleh 6-8 gadis yang menaiki kuda. Pada reog tradisional, penari ini biasanya diperankan oleh penari laki-laki yang berpakaian wanita. Tarian ini dinamakan tari jaran kepang. Eits, tarian ini berbeda dengan tari kuda lumping. Tarian pembukaan lainnya jika ada biasanya berupa tarian oleh anak kecil yang membawakan adegan lucu.
Setelah tarian pembukaan selesai, baru ditampilkan adegan inti yang isinya
bergantung kondisi dimana seni reog ditampilkan. Jika berhubungan dengan
pernikahan maka yang ditampilkan adalah adegan percintaan. Untuk hajatan
khitanan atau sunatan, biasanya cerita pendekar.
Adegan terakhir adalah singa barong. Seorang penari memakai topeng berbentuk kepala singa dengan mahkota yang terbuat dari bulu burung merak.
l. Karapan Sapi
Karapan sapi adalah pacuan sapi khas dari Pulau Madura. Dengan menarik sebentuk kereta, dua ekor sapi berlomba dengan diiringi oleh gamelan Madura yang disebut saronen.
Pada perlombaan ini, sepasang sapi yang menarik semacam kereta dari kayu (tempat joki berdiri dan mengendalikan pasangan sapi tersebut) dipacu dalam lomba adu cepat melawan pasangan-pasangan sapi lain.
Jalur pacuan tersebut biasanya sekitar 100 meter dan lomba pacuan dapat berlangsung sekitar sepuluh sampai lima belas detik. Beberapa kota di Madura menyelenggarakan karapan sapi pada bulan Agustus dan September setiap tahun, dengan pertandingan final pada akhir September atau Oktober di kota Pamekasan untuk memperebutkan Piala Bergilir Presiden.